selain pasar klewer dan kratonnya yang terkenal, sesungguhnya ada satu hal lagi yang membuat saya selalu rindu dengan solo: angkringan! yeeeaah! eits, pada tau angkringan gak? kalo ini khasnya solo-jogja ma beberapa daerah jateng, bisa juga disebut warung koboi, hik (hidangan istimewa kampung), warung tiga ceret, ato ya yang paling melegenda, wedangan. Semacam warung kopi tapi juga menyediakan nasi kucing (nasi satu kepal, potongan daging iwak sesritan, sambel seplukan), dan beberapa gorengan serta beberapa macam sate. murah meriah. nikmatnya ndak bisa dibandingin ma sentra cangkruk surabaya seperti di jembatan merr ato di pucang, apalagi ma langganan di jember yang deket masjid sunan.
bagi saya angkringan adalah sebuah media yang tepat untuk bersosialisasi, mengaktualisasikan diri, membuang dahak rakyat njelata, menghujat, menggosip, menggunjing, ketawa, dan sudah. simpel tho? ya sesimpel makanannya. pantas orang betah berlama-lama di dalamnya. malam itu pun begitu, diajak sama beberapa teman yang kuliah di UNS, kami malam itu puter-puter solo, ya sudah lama juga mata ini tidak memandang solo di malam hari. setelah lelah berpusing akhirnya perjalanan terhenti di sebuah angkringan di daerah manahan, namanya wedangan harno. kenapa dikasih nama harno? karena yang punya namanya bukan steven.



di solo juga sempat ketemu yoga, teman lama yang makin juga bertambah haibat lagi pemikiranja, memang sudah sedjak lama sahaya berharap banjak padanja kelak bahwa dia haruslah mendjadi pemikir yang sohor *lah ngomongnya kok ikut-ikut YB Mangunwijaya? hahaha* analisa yoga semakin tajam, mungkin karena bacaane juga tambah akeh, wah ini kalo ketemu dion bandeng ma deri wagu bisa diskusi berhari-hari nih! aku ma yoga ngobrolin apa aja, dari politik luar negeri, konspirasi, sampe media dan etika. filsafat tetap jadi bumbu yang menarik. haha thanks yog! ayo nulislah, biar dunia tahu pemikiranmu!

1 comment:
td lg cari pic pasar klewer di google bwt tgs sketsa,,tb2 ada ur blog..isenk liat2 aja^^
Post a Comment