

Saya masih inget, suatu saat ketemu sama seorang teman yang getol sekali belajar filsafat. dengan bertelanjang dada, sore itu dengan asyiknya ia menyiram tanaman baru yang tumbuh di depan kosnya. tumben sekali pikir saya. biasanya sih ia doyan ngendon di kamar, ditemani tumpukan bukunya yang sudah meribu. menulis di depan komputer usangnya, mencurahkan pemikiran eksentriknya. atau sekedar nyangkruk di kedai kopi semalam suntuk sambil mulutnya tak henti mengunyah goreng pisang.
Sore itu ia terlihat beda. wajahnya lebih cerah. sembari menyiram, saya lihat ia pun berdendang. kedengarannya nidji, ah entahlah. saya pun menyapa. ia tersenyum. saya pun bertanya; sedang apa kamu? dengan tersenyum ia menjawab; aku sedang belajar Yin Yang. saya tertegun. lama menatapnya.
ya, save the tree, save the earth, save the dayak children! jangan sampe kita mendengar kompas atau tempo beberapa tahun lagi menulisa sebuah feature yang berjudul "Guyau: The Last Dayak"...

1 comment:
sip...
btw,cuma sebagai pemberitahuan...
jangan terkejut...
jangan jantungan...
aku separuh dayak...
serius...
jadi savenuran, hahaha...
Post a Comment