
______________________________

Kontributor
Fahmi Machda, seorang calon mahasiswa King Abdullah University of Science and Technology. Seorang penikmat kuliner handal dan traveler yang rendah hati. Pengemar batik dan majalah Harvard Business Review.
______________________________
Awal persinggahansaya di Anatolia sebenarnya bermula dari sebuah pertemuan yang mengesankan depan Ka'bah Saat musim haji akbar pada bulan Desember 2006. Saat itu saya dipertemukan oleh Allah dengan empat saudara muslim dari Turki. Mereka adalah Cumhur, Hamza, Luthfu, dan Selman. Peristiwa itu terjadi tepat di lantai tiga Masjidil Haram, dekat Pintu Malik Fahd, yang diapit dua bangunan yang super-duper tinggi; Hotel Hilton Mekkah dan Istana Malik Abdul Aziz Al-Saud. Biasanya para penghuni Misfalah (salah satu nama bagian di kota Mekkah), akan masuk melalui pintu ini untuk ke Baitullah.

Tidak sabar rasanya hati ini untuk menikmati pesona negeri kaum sufi ini. Sedangkan Anatolia sendiri adalah suatu wilayah di Asia Barat, yang hampir seluruhnya ditempati Republik Turki saat ini. Kata tersebut berasal dari bahasa yunani, yang berarti 'tanah tempat matahari terbit', diberi nama seperti itu, karena dulu wilayah tersebut dikuasi Romawi Timur dimana mereka menerima sinar matahari lebih dulu dibanding negeri bagian Romawi yang lain.
Saya juga mau sedikit bicara tentang sejarah Muhammad Al Fatih atau di Barat dikenal dengan sebutan Mehmet The Conqueror. Ia adalah salah satu Khalifah masa Turki Utsmani yang berhasil menjadi orang pertama yang menaklukan Konstatinopel, kota megapolis saat itu, dalam usia sangat muda, sekitar 20 tahun. Dia pun mengubah gereja terbesar saat itu Ayasophia menjadi sebuah masjid yang indah. Muhammad Al Fatih jugalah yang mengubah nama Konstatinopel menjadi Istanbul.
Dengan beberapa usaha akhirnya orang tua saya mau menjadi sponsor total tiket bolak-balik Jakarta-Dubai-Istanbul. Alhamdulillah, tepat satu bulan setelahnya, Allah memperkenankan saya untuk pergi ke Turki. Sesampainya di Turki, saya diterima dengan baik oleh Cumhur, Hamza, Luthfu, dan Selman serta komunitas Sufi dan masyarakat Turki di Istanbul, Karabuk, Ankara, Safranbolu, dan Kurtakoy.
Penerimaan masyarakat Turki membuat saya sangat terharu. Saat itu rasanya menjadi someone, begitu hati ini berbisik. Mulut saya pun tak henti menyanyikan Asma Allah karangan Sami Yusuf selama perjalanan dari Ankara ke Karabuk. Saya melambung manakala dosen-dosen di Karabuk Universitesi mengelu-elukan agar saya dapat mengajar, menjadi profesor di sana. Pengalaman asyik juga hadir saat saya berkunjung ke Sekolah Kejuruan Logam di Karabuk, saya merasakan bagaimana jadi seorang Barrack Obama, di sana orang-orang ingin bersalaman dengan saya, sampai saya masuk mobil pun orang-orang itu masih ingin bersalaman dengan saya! Pada sebuah kesempatan bahkan saya juga sempat menyampaikan kuliah subuh pada para jamaah yang kebanyakan jauh lebih tua daripada saya.



***
Menulis artikel ini membuat saya teringat doa syukur nabi Sulayman AS (an Naml ayat 19):

NB:
Kisah detail perjalanansaya (dalam bahasa inggris) di Turkey ada di http://itbrother.blogspot.com/search/label/First%20Journey%20in%20Turkey
Foto-foto selama di Turkey bisa di lihat d sini (tidak perlu login):
http://www.facebook.com/album.php?aid=104143&id=1377845424&l=348c425f1d
Blog Pribadi fahmi:
http://fahmimachda.wordpress.com
3 comments:
ane baru tau nih gan...
kalau mas fahmi dah haji...
it's not just travelling! Boi, kapan ya ane bisa dapet beasiswa kayak beliau itu? sampek luar negeri gitu, huuhh jurusanku gada program double degree gini...
@ lutfiana
yoopo masku maknyus yo! yo iku mangkane adike yo melok maknyus...
Post a Comment