Sebetulnya saya datang ke sini dalam suasana hati yang tidak menyenangkan. Setelah melalui kemacetan parah dari Depok dan antrian yang tidak manusiawi di shelter busway Harmoni, akhirnya saya bisa mencapai tempat yang hanya sepelemparan batu jaraknya dari shelter busway Bank Indonesia ini.
Kafe mungil yang berada di samping kafe Kopitiam Oey milik Pak Bondan Winarno ini menyediakan berbagai macam kopi spesial (specialty coffee) khas Indonesia. Mulai dari jenis kopi Aceh Gayo hingga kopi Wamena. Sayang karena haus akut menyerang, saya akhirnya hanya memilih cappucino ice yang bisa dikatakan pilihan standar ABG tanggung yang ingin terlihat berkelas.

Untuk makanan saya mencoba kaya toast dengan rasa Srikaya. Ini adalah sajian utama dari Sabang 16, saya melihat banyak review bagus tentang makanan ini. Saya berharap kelelahan dan perasaan dongkol saya karena busway sialan itu bisa terobati setelah mencicipi makanan seharga empat belas ribu ini.
Kaya toast dari Sabang 16 ini gak tanggung-tanggung, terdiri dari dua lembar roti tawar tebal yang direkatkan dengan selai srikaya yang lezat. Saat saya menggoreskan pisau untuk mengiris body-nya yang berwarna cokelat terpanggang oven, dari sisi-sisinya keluar selai cair. Ouugghh siapa yang tahan untuk tidak menjilatnya sampai habis? Saya pikir ini makanan seksi juga ya, agak fetish gimanaaa gitu. Hahaha.

Memang enak, manisnya pas, rotinya empuk lembut. Tapi sayang tidak terlalu istimewa di lidah saya.
Winda sendiri memberikan nilai dua dari lima bintang. Cukup sadis bukan? "Lha tempatnya sempit sih, nggak nyaman buat nongkrong. Gak ada WiFi-nya juga..." Yayaya, saya tahu itu adalah nilai yang sangat tidak pantas.
Saya sendiri lebih moderat. Interior ruangan yang dikelir merah maroon dan aksen foto kuno hitam putih cukup menyentuh hati saya. Ada beberapa gambar Soekarno dan satu foto Tan Malaka yang dipajang. Wow. Cukup menarik sebagai tempat untuk melewatkan senja dengan suasana vintage yang kental.
Jadi akhirnya, saya memberikan nilai tiga setengah dari lima bintang untuk coffee shop ini.
Silahkan mencoba bray!
Kafe mungil yang berada di samping kafe Kopitiam Oey milik Pak Bondan Winarno ini menyediakan berbagai macam kopi spesial (specialty coffee) khas Indonesia. Mulai dari jenis kopi Aceh Gayo hingga kopi Wamena. Sayang karena haus akut menyerang, saya akhirnya hanya memilih cappucino ice yang bisa dikatakan pilihan standar ABG tanggung yang ingin terlihat berkelas.


Kaya toast dari Sabang 16 ini gak tanggung-tanggung, terdiri dari dua lembar roti tawar tebal yang direkatkan dengan selai srikaya yang lezat. Saat saya menggoreskan pisau untuk mengiris body-nya yang berwarna cokelat terpanggang oven, dari sisi-sisinya keluar selai cair. Ouugghh siapa yang tahan untuk tidak menjilatnya sampai habis? Saya pikir ini makanan seksi juga ya, agak fetish gimanaaa gitu. Hahaha.


Winda sendiri memberikan nilai dua dari lima bintang. Cukup sadis bukan? "Lha tempatnya sempit sih, nggak nyaman buat nongkrong. Gak ada WiFi-nya juga..." Yayaya, saya tahu itu adalah nilai yang sangat tidak pantas.
Saya sendiri lebih moderat. Interior ruangan yang dikelir merah maroon dan aksen foto kuno hitam putih cukup menyentuh hati saya. Ada beberapa gambar Soekarno dan satu foto Tan Malaka yang dipajang. Wow. Cukup menarik sebagai tempat untuk melewatkan senja dengan suasana vintage yang kental.

Silahkan mencoba bray!